Menurut pengamatan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, hoax yang memanfaatkan AI sudah bertebaran di media sosial jelang perhelatan Pemilu 2024. Dia pun mencontohkan video pidato Presiden Joko Widodo menggunakan bahasa Mandarin yang belakangan ini viral di platform media sosial TikTok.
"Secara wajahnya persis wajah Jokowi, juga suaranya dan gerak bibirnya juga persis Jokowi yang terlihat natural. Ini dikreasi oleh
artificial intelligence," ujar Denny dalam seminar kuliah umum bekerjasama dengan Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) dan Kuncie, di kantor LS Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (28/10).
Menurutnya, teknologi AI bukan hanya digunakan untuk hal-hal baik, namun dapat menjadi alat menyebar fitnah, ujaran kebencian, dan hoax jelang atau saat kontestasi Pemilu Serentak 2024 berlangsung.
Sebagai bukti, Denny menyebutkan catatan
Reuters yang merangkum produk hoax buatan AI atau Deepfake yang telah terjadi secara global. Di mana angkanya mencapai 500 ribu hoax dalam bentuk video dan audio sepanjang 2023.
"AI semakin canggih dalam menciptakan hoax yang semakin sulit dikenali," sambungnya menegaskan.
Oleh karena itu, Denny meyakini video palsu Presiden Jokowi tersebut merupakan fenomena awal dari gelombang hoax menggunakan teknologi AI yang akan membanjir medsos pada Pemilu Serentak 2024.
Denny pun menawarkan solusi praktis untuk pemerintah terutama penyelenggara pemilu. Yaitu memperketat sistem keamanan
internet networking dalam rangka mencegah penyebaran hoax yang diproduksi menggunakan AI.
"Meningkatkan sumber-sumber cek fakta, termasuk yang disediakan oleh media besar dan pemerintah, untuk memverifikasi berita-berita viral," tutur Denny.
"Platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan WhatsApp, juga harus bekerjasama dengan lembaga cek fakta untuk memfilter hoax," tutupnya.
BERITA TERKAIT: