Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Arsjad Rasjid Apresiasi Visi Penguatan dan Pemberdayaan Ekonomi NU

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 07 Oktober 2023, 18:56 WIB
Arsjad Rasjid Apresiasi Visi Penguatan dan Pemberdayaan Ekonomi NU
Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN-GN), Arsjad Rasjid/Net
rmol news logo Nahdlatul Ulama (NU) terus mengembangkan penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat. Memegang prinsip Nahdlatut Tujar, organisasi umat Islam terbesar di Tanah Air itu terus berikhtiar menggerakkan kebangkitan ekonomi rakyat.
 
"Saya mengapresiasi penguatan dan pemberdayaan ekonomi yang menjadi visi NU dengan prinsip Nahdlatut Tujar," kata Ketua Tim Pemenangan Nasional Ganjar Presiden (TPN-GN), Arsjad Rasjid, dalam keterangannya, Sabtu (7/10).

Menurutnya, apa yang dilakukan NU sejalan dengan cita-cita besar mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Sebagai organisasi besar, lanjut Arsjad, NU memiliki peran mendorong Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera di usia ke-100 pada 2045 mendatang.

Karena itu ia mengajak jajaran NU memperkuat sinergi mewujudkan visi itu.

Ditambahkan juga, saat ini Indonesia masih masuk kategori negara berkembang dan terjebak dalam penghasilan menengah atau middle income trap.

"Untuk menjadi negara maju, Indonesia harus menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 berdasarkan PDB (purchasing power parity) pada 2045," tutur mantan Ketua Kadin itu.

Masih menurut Arsjad, untuk mewujudkan visi itu, Indonesia harus memiliki strategi pembangunan dan target pencapaian yang jelas dan terukur. Itu yang akan jadi tolok ukur dan target pembangunan.

Untuk mencapai kesejahteraan, misalnya, PDB per kapita harus naik, dari sekarang USD 4.700 ke USD 15.600. Selain itu, untuk mencapai ketahanan pangan, Global Food Security Index Ranking juga harus meningkat, dari saat ini 63 menjadi 20.

Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas, setidaknya ada empat pilar strategi pembangunan, yakni ketangguhan, kesejahteraan, inklusivitas, dan keberlanjutan.

Dalam pandangan Arsjad, untuk menjadi negara tangguh, Indonesia harus mampu meningkatkan ketahanan pangan dan kesehatan.

"Tanpa perut yang terisi dan tubuh yang sehat, jangan berharap kita bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang diharapkan," ujarnya.

Sementara, dalam ketahanan kesehatan, selama ini 99,99 persen bahan baku obat-obatan, bahkan paracetamol, masih didatangkan dari luar negeri alias impor.

Sesuai visi perekonomian NU dalam memperkuat dan memberdayakan ekonomi Indonesia, Arsjad mengajak Nahdliyin, termasuk generasi muda, berani terjun meningkatkan rasio kewirausahaan yang masih rendah.

Rasio itu, sebut Arsjad, hanya 3,4 persen di 2021, dengan target 3,9 persen di 2024. Padahal rasio kewirausahaan di negara maju bisa mencapai 12 persen dari total populasi.

"Terutama para mahasiswa dan pemuda, saya mengajak berani menjadi pengusaha yang memiliki jiwa entrepreneurship yang berkualitas," demikian Arsjad.rmol news logo article
EDITOR: ACHMAD RIZAL

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA