Megawati mengaku bingung dengan munculnya isu tersebut.
"Partai tidak menempatkan pemilu pada persoalan capres dan cawapres. Lho saya sendiri sampai bingung lho, di media tiba-tiba dibilang gini, iya sudah ada persetujuan bahwa nanti Pak Prabowo jadi Presidennya, Pak Ganjar jadi wakil presidennya," kata Megawati ketika menutup Rakernas PDIP ke-IV di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (1/10).
Pihaknya menuturkan sempat terkejut dengan isu tersebut. Pasalnya, sebagai ketua umum, Megawati tidak pernah mewacanakan itu.
"Aku terus di rumah
melongo wae, iki yang Ngomong
iki sopo yo, aku kok ketua umun kok malah nggak ngerti. Coba wes ora usah didengeri," ungkapnya.
"Lho kok enak banget gitu lho,
gadhok gadhokeun," imbuhnya.
Megawati lantas menganalogikan isu tersebut seperti seorang wanita cantik dan lelaki tampan yang sama-sama memiliki kekasih dan tidak akan mungkin bersatu.
"Kamu mau enggak? Bukan, kalau ada cewek cakep, ada laki ganteng, tapi nggak sama-sama
tune in. Terus mau? Digadok-gadokan gitu? Ayo padahal yang perempuan udah punya pacar yang laki udah punya pacar. Ayo mau apa enggak?" tegasnya.
"Tapi enggak semua ngomong, Berarti ada yang mau. Payah anak buah saya, haduh gawat," selorohnya.
Meski dikatakan sombong oleh sebagian kalangan masyarakat, Megawati mengatakan memiliki hak prerogatif untuk menentukan capres dan cawapresnya.
"Jadi apa lu kok bingung
karepe dewe yo saya kan enggak bingung ya udah, lho saya kenapa? Bukannya sombong karena diberi kongres partai sebagai petugas ketum untuk untuk mendapatkan hak prerogatif, jadi ngapain saya ngomong sama orang. Itu kan enggak lagi punya hak prerogatif lagi," jelasnya.
"Kenapa diberikan kepada saya? Karena orang memberikan hak prerogatif itu sangat tau bahwa ibu pasti akan memilih yang benar," tutupnya.
BERITA TERKAIT: