Pernyataan itu disampaikan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja, saat webinar bertajuk “Sosialisasi Perkembangan Tahapan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024”, Sabtu (12/8).
“Hoaks atau berita bohong merupakan salah satu variabel titik rawan pada Pemilu,” kata Bagja.
Menurutnya, hoaks di era digitalisasi dewasa ini memang sulit dihindarkan, dan hoaks kali ini merupakan dampak dari Pilpres 2019 yang masih tersisa.
Meski begitu, tambah Bagja, penyelenggara Pemilu, khususnya Bawaslu, akan terus mengantisipasi.
“Dampak penyebaran hoaks utamanya polarisasi di masyarakat, sebagaimana terjadi pada Pemilu 2019. Jadi, hoaks dan
hate speech masih jadi tantangan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: