JK lantas mencontohkan elektabilitas Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump, yang juga rendah namun bisa menaklukkan rivalnya kala itu, Hillary Clinton.
“Trump juga rendah sekali elektabilitasnya menurut para peneliti,” kata JK kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (31/7).
Menurut JK, elektabilitas bakal capres menjelang pemilu terus mengalami fluktuasi hingga finalnya pada hari pencoblosan tiba. Namun, kata dia, tren survei yang memotret persepsi publik secara random sampling masih belum mewakili keseluruhan pemilih.
“Artinya bahwa itu tentu ada pengaruhnya, tetapi pilihan dari 1.200 orang (responden) pada pemilih 205 juta, tidak menggambarkan itu. Ada caranya, tapi saya kira juga pasti tidak mutlak, tidak terlalu akurat. Itu trennya saja. Memang trennya seperti itu,” ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
Di sisi lain, JK juga menyebut bahwa elektabilitas Anies pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu berada paling bawah. Namun faktanya keluar sebagai pemenang hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Waktu di DKI, Anies juga nomor 3 kan, tapi kemudian dia terpilih," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: