“Kewaspadaan dengan memperluas cakupan deteksi dini TB di sejumlah daerah yang rawan peningkatan kasus harus segera dilakukan, untuk mencegah terus meningkatnya potensi kasus TB di tanah air," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangannya, Sabtu (22/7).
Pertama kali dalam 10 tahun terakhir, kasus infeksi TB kembali meningkat pada 2021.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kasus infeksi TB dunia terus menurun setiap tahun dan mencapai angka terendah pada 2020, yaitu 10,1 juta kasus. Namun pada 2021, kasus infeksi TB kembali meningkat jadi 10,5 juta.
Kasus kematian akibat TB pun menunjukkan tren meningkat pada 2020 menjadi 1,5 juta. Lalu, pada 2021 kasus kematian tuberkulosis di dunia kembali meningkat jadi 1,6 juta.
Berdasarkan Global TB Report tahun 2022, jumlah kasus TB terbanyak di dunia pada kelompok usia produktif yaitu usia 25 sampai 34 tahun. Di Indonesia jumlah kasus TB terbanyak pada kelompok usia 45 tahun sampai 54 tahun.
Menurut Rerie, sapaan akrabnya, sejumlah catatan peningkatan kasus TB yang juga menyebabkan peningkatan jumlah kematian itu harus benar-benar mendapatkan perhatian serius dari para pemangku kebijakan.
Sejumlah strategi pencegahan, ujar Rerie, harus secara konsisten dikedepankan dalam bentuk perluasan upaya deteksi dini di tengah masyarakat, penerapan pola hidup sehat, dan peningkatan pemahaman masyarakat terkait gejala dan pengobatan TB.
Legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu pun mendorong agar pemerintah di tingkat pusat dan daerah proaktif melakukan upaya promotif dan preventif dalam mencegah peningkatan kasus TB.
Apalagi, ujar anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, proses pengobatan TB yang relatif lama membutuhkan pemahaman yang baik dari masyarakat, agar proses penularan dan jumlah kematian akibat TB bisa ditekan.
Rerie sangat berharap, para pemangku kepentingan, baik pemerintah dan masyarakat, melalui sejumlah program dapat membangun kolaborasi yang kuat dalam penanganan pencegahan penyebaran penyakit di tanah air.
BERITA TERKAIT: