Staf Khusus Wakil Presiden Dr. Gatot Prio Utomo mengurai bahwa skor HCI Indonesia saat ini baru 54 persen. Angka ini jauh tertinggal dari sejumlah negara tetangga. Untuk itu, harus terjadi percepatan kinerja peningkatan mutu pendidikan nasional.
“Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi semua elemen pendidikan di negeri ini, tak hanya pemerintah,” tegas Gatot kepada wartawan, Rabu (7/6).
Gatot menekankan bahwa tanpa kerja keras dan percepatan peningkatan mutu pendidikan, skor HCI akan terus merosot.
“Skor indeks modal manusia ini sangat penting untuk mengetahui produktivitas manusia Indonesia di masa depan,” katanya.
Dia mengingatkan bahwa tahun 2045, Indonesia akan dipimpin oleh generasi yang saat ini masih menjadi pelajar dasar dan menengah. Namun dalam semua tes kompetensi terutama literasi membaca, numerasi dan sains, kualitas anak Indonesia terbilang masih kurang. Hal tersebut kemudian menjadi tantangan berat dalam membangun manusia Indonesia agar mampu menghadapi permasalahan di masa depan.
“Data HCI Indonesia Tahun 2018, kualitas lulusan SMA setara dengan anak SMP kelas 1. Ini tantangan yang harus dijawab dengan optimis dan kerja keras,” tutupnya.
Pernyataan serupa pernah disampaikan saat membuka kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun tentang HCI: Permasalahan dan Tantangan di Istana Wapres Jl Kebon Sirih Jakarta, Selasa (6/6).
Acara ini turut dihadiri Dhita Puti Sarasvati dari Yayasan Penggerak Indonesia Cerdas yang menyampaikan aksi-aksi nyata gerakan memperbaiki kompetensi literasi matematika. Ada juga Senior Economist World Bank, Rabia Ali yang menjelaskan posisi HCI Indonesia dan pentingnya produktivitas manusia dalam HCI.
BERITA TERKAIT: