Sehingga, mengenai kemungkinan menyatukan kekuatan Prabowo dengan menggandeng Ganjar Pranowo belum terbuka kemungkinan itu.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburrokhman dalam sebuah webinar bertajuk “Suara Sumbang di Kandang Banteng, Prabowo Untung atau Buntung?” pada Jumat sore (26/5).
“Mungkin ini takdir sejarah bahwa ada berapa titik kita harus berbeda posisi dulu gituloh, secara teknis, tidak maju dalam satu paket pencalonan. Kurang lebih begitu,” tegas Habiburrokhman.
Meski begitu, Habiburrokhman menyatakan pihaknya sangat menghormati PDIP yang notabene partai terbesar dengan perolehan suara sangat signifikan di Pemilu 2024.
Sebab, PDIP yang secara ambang batas pencalonan Presiden (Presidential Threshold) sudah mampu memajukan calon sendiri satu paket capres dan cawapresnya.
“Sehingga kami tidak pantas juga menawarkan kepada PDIP posisi cawapres,” kata Anggota Komisi III DPR RI fraksi Gerindra ini.
Atas dasar itu, kata Habiburrokhman, dalam konteks fatsun politik pihaknya merasa kurang pas dan segan jika harus berkoalisi menggandeng Ganjar Pranowo sebagai cawapres untuk mendampingi Prabowo di Pilpres 2024.
“Dalam konteks fastun ya agak-agak kurang pas, kan sahabat-sahabat kami itu partai terbesar (PDIP) bisa mengajukan sendiri lho kok kita tawarkan posisi cawapres?” tandasnya.
Turut hadir sejumlah narasumber dalam webinar tersebut antara lain Politikus PDIP Rifqinizamy Karsayuda, Pengamat Politik dari Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio, dan Ventura POSPERA Mustar Bona.
BERITA TERKAIT: