Beruntung, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mau memberikan sedikit bocoran soal bacawapres ini.
Kamhar mengatakan, kini Anies semakin tegas menentukan posisi politiknya sebagai bacapres koalisi yang digagas Partai Demokrat, PKS, dan Nasdem. Anies, lanjut Kamhar, ingin mewujudkan perubahan dan perbaikan. Bukan melanjutkan rezim Jokowi.
"Publik bisa menilai dari dua pidato politik Mas Anies terakhir, pada Milad ke-21 PKS kemarin maupun pada peringatan 25 Tahun Reformasi hari ini. Semakin menegaskan positioning politik Mas Anies sebagai bacapres Koalisi Perubahan untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan. Bukan kelanjutan dari penguasa saat ini," tutur Kamhar kepada wartawan, Minggu (21/5).
Positioning politik Anies saat ini, kata Kamhar, semakin menegaskan bahwa yang paling tepat menjadi pendamping Anies adalah figur yang tak hanya berkontribusi secara elektoral untuk memberikan peluang terbesar kemenangan. Tapi sekaligus menjadi representasi aspirasi perubahan dan perbaikan.
"Figur yang sama dengan Mas Anies sebagai pemimpin perubahan. Bicara 'perubahan', salah satu kriteria utamanya bukan 'Jokowi's Men'. Jadi kami memaknai efek kejutnya dalam pengertian positif yang semakin menebalkan dan menegaskan komitmen perubahan dan perbaikan. Bukan sebaliknya, efek kejut negatif yang bersanding dengan komprador penguasa saat ini," paparnya.
Menurut Kamhar, sejauh ini ada sejumlah figur yang dinilai tepat dan memenuhi kriteria seperti yang telah disepakati dalam piagam kerja sama tiga partai. Salah satunya adalah Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Salah satu dan yang terutama bagi kami sesuai aspirasi segenap kader tentunya Mas Ketum AHY. Ini pasangan ideal yang bisa menjadi dwi-tunggal. Namun semuanya dikembalikan kepada Mas Anies. Keputusan itu ada di Mas Anies. Kami menghormati itu," tutup Kamhar.
BERITA TERKAIT: