Menteri Keuangan, Sri Mulyani memiliki alasan, mengapa target pertumbuhan ekonomi Indonesia dipatok tinggi, khususnya dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2024.
“Dengan mempertimbangkan berbagai risiko dan potensi keberlanjutan ekspansi ekonomi nasional tahun depan,” katanya dalam Rapat Paripurna yang dipimpin Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Salah satu pertimbangan Sri Mulyani adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat di saat ekonomi global melambat.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada World Economic Outlook (WEO) April 2023 memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 akan melambat signifikan ke level 2,8 persen, dari sebelumnya 3,4 persen di tahun 2022.
Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama tahun 2023, berhasil mencapai 5,0 persen (yoy). Tidak hanya itu, tren laju inflasi menurun pada bulan April 2023 menjadi sebesar 4,33 persen.
“Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di antara negara- negara G20 dan ASEAN,” klaim Sri Mulyani.
“Purchasing Managers’ Index nasional bulan April juga mencapai 52,7 dan terus berada pada zona ekspansif sejak awal tahun hingga saat ini,” sambungnya.
Berdasarkan indikator-indikator itu, Sri Mulyani merasa percaya diri (pede) ekonomi Indonesia pada tahun depan bisa dipatok lebih tinggi dari capaian sekarang ini.
“Maka, asumsi dasar penyusunan RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) Tahun Anggaran 2024 adalah untuk pertumbuhan ekonomi 5,3 persen hingga 5,7 persen,” demikian Sri Mulyani menambahkan.
BERITA TERKAIT: