Keterlibatan Presiden Joko Widodo dalam memberikan dukungan kepada salah satu bakal calon presiden (bacapres), yakni Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan dianggap adanya ketakutan partai pemenang Pemilu 2019 lalu akan kalah di Pemilu 2024 mendatang.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, saat ini nampak ada pengondisian oleh partai pemenang Pemilu dan Pilpres 2019 agar tetap menang dengan mengondisikan capresnya.
"Meski sudah menyumbat capres potensial dengan PT 20 persen, ternyata masih tidak percaya diri, dan berusaha agar pilpres hanya dua pasangan saja. Malah bila perlu kedua pasang capres adalah capres Istana," ujar Muslim kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (1/5).
Bahkan kata Muslim, Presiden Jokowi ikut campur sekuat tenaga untuk memenangkan capres pilihan Istana. Apalagi, tidak dibukakan ruang demokrasi bagi rakyat untuk menentukan capresnya.
"Padahal yang pilih presiden itu rakyat. Dari sini terlihat Istana (Jokowi dan Mega) sangat ketakutan. Matilah demokrasi dan kedaulatan rakyat. Di konsitusi memang tertulis, tapi rezim tidak menghendaki adanya kedaulatan rakyat. Penguasa maunya kedaulatan partai," pungkas Muslim.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: