Pendiri LSI Denny JA, Denny Januar Ali atau Denny JA mengatakan, tidak ada inovasi lebih besar dan lebih hebat dibandingkan
Artificial Intelligence (AI) untuk mengawal Pilpres 2024. Bahkan, dia mengaku memiliki dua asisten dalam bentuk AI, yakni Midjourney yang membantu membuat lukisan dan Chat GPT yang membantu melakukan riset.
“Dalam 20 tahun profesi saya sebagai konsultan politik, saya ikut memenangkan keempat capres berturut-turut. Tahun 2024, jika saya kembali ikut memenangkan capres, ini menjadi lima kali berturut-turut dan selayaknya pada Pilpres 2024
Artificial Intelligence digunakan,†ujar Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/4).
Ada empat hal yang bisa dilakukan AI untuk membantu dunia marketing politik. Pertama, kata Denny JA, AI akan lebih cepat dan akurat membuat model perilaku pemilih karena teknologi tersebut bisa membuat prediksi serta menentukan probabilitas seorang pemilih mendukung kandidat tertentu.
“Dengan menganalisis faktor-faktor seperti pola pemungutan suara, data demografis, dan preferensi isu, model ini dapat mengidentifikasi pemilih yang kemungkinan besar akan mendukung kandidat tertentu,†jelas Denny JA.
AI lebih cepat dan lengkap melakukan personalisasi pesan kandidat. AI dapat menyesuaikan pesan capres untuk masing-masing pemilih dengan menganalisis beberapa variabel, seperti informasi demografis, hingga preferensi pemilih pada isu tertentu.
Pendekatan menggunakan AI ini memungkinkan kampanye politik membuat pesan yang lebih terarah, emosional, dan efektif.
"Semakin pesan bersifat personal, sesuai dengan kebutuhan individual pemilih, semakin ia berpotensi mendapatkan dukungan pemilih itu,†ujarnya.
Untuk mengenali kekuatan dan kelemahan masing-masing kandidat, AI juga lebih cepat dan akurat. Dalam marketing politik, dikenal tradisi yang disebut
opposition research. Setiap kubu yang bertarung harus meriset secara detail siapa rivalnya, terutama jejaknya yang pernah bermasalah.
Terakhir, AI membantu lebih cepat dan lebih akurat membaca percakapan di media sosial. Apalagi, di era ini, media sosial menjadi medium yang kian hari kian merasuk ke dalam memori kolektif publik luas.
AI bisa digunakan untuk menganalisis influencer, tren, dan sentimen media sosial sehingga membantu capres memahami lebih baik tentang preferensi pemilih dan jangkauan media sosial.
“Maka diskusi dan topik yang relevan dapat diidentifikasi, memungkinkan kampanye politik untuk terlibat dengan pemilih secara
real time,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: