Hal itu disampaikan analis politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga merespons kemunculan wacana koalisi besar menggabungkan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) serta partai politik lain.
"Untuk memastikan posisi capres, lebih baik Prabowo dan Airlangga melupakan koalisi besar. Prabowo kembali ke KKIR dan Airlangga balik ke KIB," kata Jamiluddin kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/4).
Menurutnya, jika tetap di KKIR, Prabowo sudah pasti mendapat jatah capres. Sementara cawapresnya bisa saja Muhaimin Iskandar dari PKB atau sosok lain.
Pun bagi Airlangga di KIB. Ketum Golkar ini bisa mendapat porsi capres dengan menggandeng Erick Thohir sebagai cawapres yang kini sudah didukung PAN, atau sosok lain.
"Bisa juga cawapresnya Sandiaga Uno bila jadi pindah ke PPP," imbuhnya.
Dengan tetap fokus ke koalisi masing-masing, Prabowo dan Airlangga juga akan dinilai tetap komitmen dengan partai koalisinya.
"Orang-orang yang komitmen tentu layak menjadi pemimpin negeri ini," tutup Jamiluddin.
BERITA TERKAIT: