Sindiran tersebut disampaikan anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Manuara Siahaan, dikutip
Kantor Berita RMOLJakarta, Senin (13/3).
“Menurut saya praktik tata kelola yang tidak baik. Sebelum dia dilantik kan diwawancara, fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan), segala macam kan dipenuhi,†tutur Manuara.
“Kok tiba-tiba mundur, bagaimana? Kayak anak kecil gitu dong, enggak boleh dong pejabat tinggi negara seperti itu. Terlepas dari apapun alasannya,†sambungnya.
Manuara mengungkap, sudah 3 kali Komisi B ingin menggelar rapat kerja dengan Kuncoro untuk mendengar penjelasannya terkait program Transjakarta.
Namun setelah dilantik, Manuara sempat mendengar desas-desus bahwa Kuncoro pernah menggelar rapat kecil dengan pimpinan di DPRD DKI.
Menurut Manuara, berdasarkan informasi yang diperolehnya, satu hari setelah dilantik atau pada Kamis (12/1), Kuncoro bersama pimpinan langsung menggelar rapat.
“Sudah tiga kali kami undang, tapi begitu dia dilantik katanya sudah rapat juga dengan pimpinan-pimpinan, enggak jelas. Kami enggak ngerti, tahu-tahu mengundurkan diri, berarti ada apa?" jelas politikus PDIP ini.
“Kami di Komisi B mengagendakan panggil Transjakarta untuk lihat situasi dan evaluasi, enggak jadi-jadi itu. Sudah dua kali dipanggil, tapi diundur-undur,†tutur Manuara.
Manuara menduga, pengangkatan Kuncoro sebagai Dirut Transjakarta tidak benar. Karena baru dua bulan mengemban amanah itu, Kuncoro justru mengundurkan diri. Padahal proses rekrutmen posisi tersebut melewati tahap wawancara dan fit and proper test.
“Kecuali ada masalah yang fatal, misalnya sakit kronis akhirnya mengundurkan diri. Ini kan enggak, sehat walafiat mengundurkan diri. Berarti dia enggak kapabel dengan segudang masalah di Transjakarta,†demikian Manuara.
BERITA TERKAIT: