"Jika Golkar menginginkan Airlangga diusung, syaratnya mereka harus ekstra keras berjuang dan punya kemampuan lobi mendekati PDIP utamanya Megawati Soekarnoputri," ujar pengamat politik dari Citra Institute, Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (13/3).
Namun, Efriza mengamati perkawinan politik antara Golkar dengan PDIP tidaklah mudah. Karena, secara komposisi Airlangga selalu ketum yang rencananya diusung menjadi capres tak punya cukup elektabilitas.
"Sebab yang diusung oleh Golkar peluang menangnya ada, tapi elektabilitasnya rendah. Ini tentu diperhitungkan oleh PDIP," katanya menegaskan.
Oleh karena itu, Efriza lebih melihat kemungkinan Airlangga sebagai opsi capres untuk ditawarkan ke parpol-parpol peserta Pemilu Serentak 2024 yang akan berlaga.
"Artinya, potensi Airlangga diperkirakan tidak sengotot tahun-tahun lalu, karena Partai Golkar lebih memikirkan kemenangan dan potensial meraih kursi terbanyak," tuturnya.
"Dibandingkan, jika ngotot mengusung calon sendiri tetapi calonnya tak mendapatkan respons publik yang tinggi," demikian Efriza menambahkan.
BERITA TERKAIT: