Kesepakatan ini, dikatakan Mendag Zulhas, sapaan karibnya, merupakan hasil pembahasan intensif sejak 2019 dan berhasil disahkan pada 9 Juni 2022. Keberhasilan ini akan memberi dampak penting pada peningkatan ekspor kopi nasional dan menjaga stabilitas harga kopi dunia, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani kopi di Indonesia.
"Indonesia menyambut baik penandatanganan ICA 2022. Ini menjadi tonggak sejarah yang penting bagi masa depan keanggotaan Indonesia di ICO dan langkah maju yang penting bagi posisi masa depan kopi Indonesia di pasar internasional," ujar Zulhas dalam keterangan tertulis.
ICA merupakan perjanjian multilateral antara pemerintah yang mewakili negara-negara penghasil kopi dan konsumen kopi. ICA 2022 menjadi kesepakatan ketujuh sejak 1962, setelah ICA menetapkan kuota ekspor kopi untuk menstabilkan harga kopi dunia.
Zulhas menjelaskan, ICA 2022 merupakan salah satu instrumen efektif untuk mengaktualisasi sektor kopi global dengan modernisasi fungsi ICO untuk mendorong terbentuknya sektor kopi yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya tahan. Perjanjian ini, dapat menguntungkan semua pemangku kepentingan rantai nilai sektor kopi, khususnya petani.
"ICA 2022 merupakan tonggak penting dalam merumuskan visi dan misi bersama, tentang cara terbaik untuk menerapkan dan mempromosikan kegiatan pemerintah dan sektor swasta melalui pembentukan
Board of Affiliate Members (BAM)," sambungnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menambahkan, ICA 2022 juga menegaskan kembali kontribusi terhadap ketahanan masyarakat dan petani kopi dengan mengintegrasikan konsep penghasilan hidup, sekaligus memastikan keberlanjutan masa depan sektor kopi global.
"Kami mengapresiasi, terpilihnya Indonesia sebagai salah satu negara dalam studi pengembangan standar pendapatan penghidupan (
living income) yang diinisiasi
Coffee Public-Private Task Force (CPPTF) ICO," tandasnya.
BERITA TERKAIT: