Demikian pendapat yang disampaikan pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (5/3).
“Pendekatan koncoisme dan politis dalam memilih direksi dan komisaris Pertamina sudah seharusnya ditanggalkan. Karena itu, profesionalisme sudah harus dikedepankan dalam memilih direksi dan komisaris,†tegas Jamiluddin.
Jamiluddin berpandangan, sudah seharusnya Pertamina berdiri sendiri tanpa dinodai politisasi dalam perekrutan pejabat tingginya.
“Pertamina juga harus dijadikan perusahaan yang independen. Tidak boleh lagi dijadikan sapi perah untuk kepentingan elite politik,†katanya.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan Erick Thohir untuk melakukan pembenahan di tubuh Pertamina. Agar tidak dicap masyarakat perusahaan minyak pelat merah itu milik politisi tertentu.
“Hal itu diperlukan agar Pertamina bisa sejajar dengan perusahaan minyak lainnya di negara lain. Pertamina bisa (bersaing dengan negara lain) asalkan dipimpin orang-orang profesional dan tidak dijadikan sapi perah,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: