Sebab dalam Musra itu, nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, hanya mendapat dukungan 17,98 persen, atau di bawah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (21,98 persen) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (18,93 persen).
“Hasil Musra dari relawan Jokowi menunjukkan realitas dinamika politik yang sedang direspon oleh mereka. Nama Ganjar yang biasanya berada di posisi pertama malah terlempar di posisi ketiga,†ujar analis politik dari Citra Institute, Efriza kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (25/2).
Bacaannya, kata dia, nama Ganjar sengaja disingkirkan relawan Jokowi untuk memancing Koalisi Indonesia Bersatu yang dimotori Partai Golkar, PAN, dan PPP, untuk segera menetapkan tokoh bakal calon presiden (bacapres) yang mendapat dukungan paling banyak di Musra.
“Nama figur Airlangga Hartarto berada di posisi pertama, ini cukup mengejutkan,†sambungnya.
Dengan fenomena politik yang ditunjukkan relawan Jokowi dalam Musra XVII, Efriza memandang ada kekuatan politik Pilpres 2024 yang coba dibangkitkan relawan Jokowi, mengingat nama Airlangga yang juga menjabat Menko Perekonomian selalu berada di papan terbawah survei.
“Musra ini juga menunjukkan ada realitas dan memberikan dorongan juga keyakinan bahwa KIB punya calon sendiri yang layak dari tiga partai yang tergabung di dalamnya,†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: