Hal tersebut disampaikan SBY dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9).
"Mengapa saya harus turun gunung menghadapi pemilihan umum 2024 mendatang, saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda pemilu 2004 bisa tidak jujur dan tidak adil," ujar SBY dalam video yang diunggah akun TikTok
@pdemokrat.sumut, Jumat (16/9).
Ketidakadilan itu, dikatakan SBY, ada kabar yang dia dengar bahwa calon presiden dan calon wakil presiden dikondisikan hanya untuk dua pasangan calon yang mendapatkan restu dari pihak tertentu. Hal ini, dia tidak menjelaskan pihak dimaksud.
"Konon akan diatur dalam pemilihan presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja, yang dikehendaki oleh mereka," katanya.
"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres cawapresnya, bersama koalisi tentunya,jahat bukan pikiran seperti itu? Itu batil," imbuhnya.
Presiden keenam RI itu mengingatkan, hakikat gelaran pemilu adalah kedaulatan dari suara rakyat dalam menentukan arah politik dan memilih pemimpinnya. Hal semacam itu, tidak pernah dilakukan Demokrat selama dua periode SBY menjadi presiden pada 2004-2014.
"Dan ingat selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan, dua kali menyelenggarakan pemilu termasuk pilpres Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: