Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Catat Ekspor Tertinggi, Gempar Indonesia: Produk Indonesia Sudah Dilirik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Jumat, 16 September 2022, 19:28 WIB
Catat Ekspor Tertinggi, Gempar Indonesia: Produk Indonesia Sudah Dilirik
Ilustrasi ekspor/Net
rmol news logo Indonesia mencatat rekor tertinggi dalam sejarah dari kegiatan ekspor. Kondisi ini harus dimanfaatkan oleh para pengusaha muda untuk terus berkembang, dan menjaga kepercayaan dunia internasional.

Founder Komunitas Bisa Ekspor, Julio Ekspor mengatakan, fenomena ini menandakan produk Indonesia banyak diminati di kancah internasional. Prestasi ini harus terus ditingkatkan dengan menghadirkan produk yang berkualitas.

“Ini adalah kabar baik untuk para pelaku usaha di Indonesia, artinya Indonesia sudah dilirik oleh negara lain sebagai pemasok produk di negara mereka," ujar Julio dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (15/9).

Julio menilai, momentum ini harus menjadi catatan penting bagi pemuda Indonesia. Sebab, bisnis ekspor menjadi menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian.

“Harusnya anak muda Indonesia melihat peluang bisnis ekspor itu menjanjikan, bukan hanya sekadar impor dan jual di marketplace," imbuhnya.

Pria yang menjabat sebagai Ketua Departemen Perdagangan DPP Gempar Indonesia itu mengatakan, ketika anak muda Indonesia mampu melihat potensi dan mau terjun ke dunia ekspor, akan ada banyak lapangan kerja terbuka. Dengan begitu, perekonomian bangsa bisa meningkat.

"Kehadiran Komunitas Bisa Ekspor akan membawa peningkatan luar biasa untuk ekspor Indonesia," pungkas Julio.

Diketahui, ekspor Indonesia pada periode Agustus 2022 berhasil tumbuh 30,15 persen secara year on year (yoy) mencapai USD 27,91 miliar. Ini adalah transaksi tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Ekspor tertinggi sebelumnya terjadi pada periode April 2022 dengan nilai USD 27,3 miliar. Komoditas yang mengalami peningkatan adalah minyak dan gas bumi dengan peningkatan mencapai 64,4 persen menjadi USD 1,72 miliar dan sisi non migas mengalami kenaikan sebesar 28,3 persen menjadi USD 26,1 miliar.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA