Begitu disampaikan Ketua Kajian Publik Sabang Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan dalam Seminar Nasional bertema "Membedah Sikap dan Perilaku Oligarki di Indonesia", yang diselenggarakan Soekarno Hatta Institut, di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9).
Dikatakan Syahganda, peringatan itu penting disampaikan karena peranan oligarki dalam mengatur jalannya kehidupan politik belakangan ini kian nyata.
"Mereka ini adalah segelintir pengusaha kaya raya yang mengendalikan perpolitikan di Indonesia, baik langsung maupun di belakang layar," kata Syahganda.
Syahganda dalam kesempatan tersebut mengutip disertasi Profesor Jeffrey Winters, yang pernah membahas soal perubahan pola oligarki era Orde Baru dan yang terjadi hari ini.
"Yakni oligarki Indonesia telah berubah dari
Sultanic Oligarchy yang dipimpin Suharto di era Orde Baru, menjadi
Ruling Oligarchy yang terjadi saat ini," terangnya.
Pada kesempatan itu, aktivis pergerakan Andrianto mengatakan, di era saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo khususnya periode kedua, oligarki kian "paripurna" karena semua berada di lingkaran pemerintah.
"Jokowi lah yang menciptakan oligarki paripurna dengan mengajak kompetitornya Prabowo-Sandi ke dalam Kabinet," cetusnya.
Alhasil, kata dia, jalannya pemerintahan nyaris tanpa pengawasan atau
check and balance hingga menghasilkan kebijakan yang tidak sesuai harapan rakyat.
"Inilah yang sebabkan tidak terjadi
check and balance yang hasilnya produk legislasi yang untungkan oligarki, seperti UU Minerba, UU Omnibuslaw dan lainnya," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: