Atas alasan itu, isu ketenagakerjaan menjadi salah satu bagian penting dalam kemajuan perekonomian. Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kerja, pemerintah memiliki program andalan vokasi.
Selama pandemi, pemerintah terus melakukan perbaikan dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Pemerintah juga tidak lupa mempertahankan lapangan kerja dan membuka lapangan kerja baru.
Begitu tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang hadir mewakili Presiden RI Joko Widodo, dalam acara “Kick-Off Pelatihan Vokasi Tahun 2022â€, secara virtual, seperti ditulis, Minggu (20/3).
Dia mengurai bahwa sasaran prioritas pembangunan nasional untuk periode 2019 hingga 2024 menitikberatkan pada peningkatan investasi. Setidaknya ada 5 alasan mengapa peran investasi sangat penting dalam konteks ketenagakerjaan.
“Yakni untuk membuka lapangan kerja, memperbesar peluang alih teknologi dan pengetahuan, memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM), mendorong peningkatan produktivitas, dan memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional,†tegasnya.
Ketua Umum Partai Golkar ini mengingatkan bahwa perbaikan produktivitas tenaga kerja hanya dapat dilakukan dengan dukungan kualitas SDM yang mumpuni.
“Kualitas SDM mumpuni akan memperbaiki tingkat produktivitas, dan tentunya akan menjadi pertimbangan utama investor dalam dan luar negeri ketika akan menanamkan modalnya di Indonesia,†sambungnya.
Setelah pandemi berakhir, dunia kerja akan membutuhkan fleksibilitas, peningkatan kompetensi untuk menghadapi
the future of goods yang tidak terbatas terhadap ruang maupun waktu, serta adanya keseimbangan kerja dan hidup (
worklife balance).
Untuk itu, sambung Airlangga, semua tenaga kerja harus bersiap dan terbiasa menghadapi pola pengembangan diri sepanjang hayat.
“Artinya pelatihan vokasi untuk re-skilling dan up-skilling adalah bagian dari lifelong learning sebagai upaya work-life balance,†sambungnya.
Dia berharap, Kementerian Ketenagakerjaan terus mengembangkan pelatihan vokasi di seluruh Indonesia dengan segala sarana yang ada. Baik melalui Balai Latihan Kerja (BLK) Pemerintah, maupun pusat pelatihan yang diadakan pihak swasta tertentu.
Tidak lupa Airlangga mengingatkan bahwa ada insentif pajak hingga 200 persen dari investasi yang dilakukan bagi perusahaan atau industri yang mendukung pelatihan vokasi.
“Saya berharap program
link and match dengan pola ini dapat terus didorong dan direalisasikan, karena bagi dunia industri artinya ini dilakukan sesuai kebutuhan. Biaya ditalangi oleh industri dan dibayar Pemerintah sampai 2 kali lipatnya, atau bisa dibilang mendapatkan insentifnya 100 persen,†jelas Menko Airlangga.
BERITA TERKAIT: