Program bansos yang dulu disebut Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) itu, berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo tidak lagi disebut sebagai BPNT tapi bantuan sembako. Pasalnya, saat ini bantuan diberikan secara tunai, bukan non-tunai.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyatakan bantuan Sembako tahap pertama disalurkan untuk tiga bulan sekaligus, yakni Januari, Februari, dan Maret kepada 18,8 juta KPM di seluruh Indonesia. Bantuan diberikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 200 ribu per bulan, sehingga dana yang diterima KPM berjumlah Rp 600 ribu.
Dalam upaya mempercepat penyaluran bansos itu, Kemensos menggandeng PT Pos Indonesia untuk mengantarkan dana hingga ke rumah penerima (
door to door).
"Pos Indonesia harus menyelesaikan penyaluran dalam waktu 14 hari. Kita bekerja cepat menyalurkan bantuan ini untuk 18,8 juta (KPM)," ujar Direktur Keuangan dan Bisnis Jaringan Pos Indonesia, Charles Sitorus dalam keterangannya, Senin (21/2).
Dijelaskan pula, kelebihan metode pengantaran yang dilakukan PT Pos Indonesia, adalah telah dilengkapi dengan data foto, dan
taging dari lokasi rumah, serta data biometrik.
“Informasi itu kita masukkan dalam
dashboard. Kita juga lakukan
face recognition yang aplikasinya terkoneksi dengan sistem Disdukcapil," urai Charles.
Charles menambahkan, metode yang dilakukan Pos Indonesia tersebut, selain memastikan dana bantuan tersebut diterima tepat sasaran, pemerintah juga mendapatkan pemutakhiran data penerima KPM.
Lebih jauh ia menyebut, dalam penyaluran BPNT, Pos melakukan tiga metode, yakni diantarkan secara langsung oleh petugas Pos ke rumah KPM (
door to door), pembayaran melalui komunitas, dan pembayaran melalui Kantor Pos.
"Dalam proses penyaluran BPNT petugas kami tetap menaati protokol kesehatan demi pencegahan penularan Covid-19. Para petugaspun sudah divaksin,†tandas Charles.