Banyak pihak mengecam Luhut karena menganggap telah berlaku tidak sopan di hadapan Kepala Pemerintahan. Bahkan, fenomena ini sempat menjadi
trending topic di jagat media sosial beberapa waktu lalu.
Menurut Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun, wajar jika publik memiliki perspektif negatif terhadap Luhut. Karena di Indonesia, mayoritas mengedepankan budaya sopan santun terhadap orang yang dimuliakan.
"Saya melihat publik bisa punya penafsiran LBP tidak sopan, karena dalam budaya ketimuran yang seperti ini tidak sopan bahkan ketika orang berbicara saja kita sebaiknya tidak menerima panggilan telepon," ujar Rico kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (7/2).
Di samping itu, Rico juga melihat publik sudah mengidentifikasi sosok Luhut sebagai orang yang kerap mendominasi dalam struktur pemerintahan, seperti dalam hal penanganan Covid-19 yang sebenarnya bukan bidang dari kementerian yang dia pimpin.
"Ini yang membuat kemudian muncul persepsi yang dikaitkan dengan postur bahwa seakan-akan LBP sangat kuasa, mendominasi karena terlalu dibutuhkan Pak Jokowi," tuturnya.
Dari kejadian ini, Rico teringat dengan sikap mantan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Michel Camdessus, yang pada 15 Januari 1998 silam memperlihatkan kepongahannya dengan menyilangkan tangan di hadapan Presiden Soeharto yang menandatangani Letter of Intent bantuan IMF untuk Indonesia.
"Ini (foto kejadian Luhut telepon di hadapan Jokowi) mirip seperti foto legendaris pembesar IMF (Michel Camdessus) yang berpostur seperti kurang sopan di belakang mantan presiden Soeharto sesuai adat ketimuran saat beliau sedang tanda tangan," demikian Rico.
BERITA TERKAIT: