Pemerintah dinilai telah salah dalam mengambil langkah karena keputusan itu berbuntut pemecatan puluhan peneliti. Sementara di satu sisi, penelitian Eijkman sedang dibutuhkan untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Menanggapi polemik yang muncul tersebut, pengamat pertahanan negara, Connie Rahakundini Bakrie mengingatkan bahwa keinginan yang baik dari pemerintah tidak selamanya akan diterima baik oleh masyarakat. Terlebih, jika cara yang dilakukan salah.
"Goodwill pemerintah itu baik. Tapi kalau caranya salah, maka akan lahir masalah. Bisa macam-macam, ini cara yang salah,†tegas Connie dalam acara diskusi virtual bertamakan “Ada Apa Badan Riset Dikawin Paksa?â€, Minggu (23/1).
Menurutnya, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan sejumlah penelitian, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan kebijakan yang justru menyusutkan gerak para peneliti tanah air.
“Kita itu punya
opportunity yang tidak boleh main-main. Iptek itu adalah dunia yang terlalu luas, dia tidak bisa disentralistik dan dibirokratik,†tegasnya.
Connie khawatir banyaknya desentralisasi dan birokrasi yang menghambat gerak para peneliti akan membuat sejumlah riset di Indonesia kurang apik di mata internasional.
“Kompetisi kita akan lemah kalau banyak birokrasi yang dilewati. Kita harus memastikan gelombang masif pemikiran yang betul-betul bisa bebas merdeka,†tutupnya.
BERITA TERKAIT: