Hal ini disampaikan tokoh muda NU yang juga anggota IKA PMII Jatim, Ayok Zakaria, kepada
Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (17/12).
Menurut Kang Ayok, sapaan akrabnya, adanya persaingan ketat antara Said Aqil Sirodj dan Yahya Cholil Staquf, sebenarnya telah menyandera NU.
"Artinya dalam proses Muktamar ini peran partai politik begitu besar, meski tidak terlihat dari kedua tokoh tersebut," ujarnya.
Dengan tersanderanya NU oleh kepentingan politik, mau tak mau NU harus mencari pemimpin baru yang bebas dari kepentingan politik.
"NU tidak berpolitik. Tapi warga Nahdliyin banyak yang tersebar di partai. Karena itu tidak bisa dibilang NU milik PKB saja. Maka dari itu harus ada alternatif selain dua tokoh tadi. Alternatifnya Kiai As'ad Ali," jelas Kang Ayok.
Ditambahkan Kang Ayok, kepemimpinan Kiai As'ad sudah teruji yakni menelurkan karya besar PKP (Pendidikan Kader Penggerak) NU.
"Karya besar beliau PKP itu jelas
the real NU yang tidak terkontaminasi partai politik dan bisa dirasakan sampai sekarang oleh warga NU," urainya.
Agar NU tidak terjadi konflik seperti yang terjadi antara Said Aqil Sirodj dan Yahya Cholil Staquf, maka Kang Ayok menyarankan agar warga NU memilih As'ad Ali.
"Pilihan alternatif ini merupakan cara untuk mengembalikan marwah NU kembali ke Khitthah dan menjadi organisasi Islam terbesar seperti yang diperjuangkan para pendiri NU," tutupnya.
BERITA TERKAIT: