Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin pun memuji langkah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyetop proyek reklamasi Teluk Jakarta sejak beberapa lalu. Menurutnya, langkah itu tepat dan visioner.
Pasalnya, penyetopan reklamasi Jakarta dilakukan bahkan sebelum orang nomor satu di Amerika Serikat menyinggung proyeksi Ibukota Indonesia bakal karam.
"Menyetop proyek raksasa reklamasi itu langkah tepat, positif, dan bagus. Jika tak disetop, mungkin saja akan mempercepat naiknya air laut ke wilayah DKI Jakarta," kata Ujang Komarudin kepada
Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Minggu (1/8).
Meski begitu, dosen Ilmu Politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini menilai langkah antisipatif tetap harus dilakukan oleh Anies Baswedan beserta jajaran agar prediksi Jakarta bakal tenggelam dapat diminimalisir dan tidak terjadi di kemudian hari.
"Soal prediksi tenggelam atau tidaknya Jakarta kita serahkan pada ahlinya. Namun langkah-langkah strategis harus diambil pemprov agar Jakarta tak tenggelam seperti prediksi banyak kalangan," tuturnya.
Namun yang pasti, kata Ujang Komarudin, langkah menyetop proyek reklamasi di era Anies Baswedan adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi agar DKI Jakarta tidak tenggelam.
"Menyetop reklamasi menjadi salah satu pilihan tuk mengantisipasi agar Jakarta tak kelelep dikemudian hari," pungkasnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya menyinggung soal kondisi permukaan air laut yang terus meningkat. Menurut dia, ke depannya akan banyak orang bermigrasi dan memperebutkan tanah yang subur. Biden mencontohkan Afrika Utara.
Lantas Biden menyinggung Indonesia. Doa mengatakan, proyeksi Jakarta akan tenggelam sekitar 10 tahun ke depan.
"Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air? Itu penting. Ini adalah pertanyaan strategis sekaligus pertanyaan lingkungan," kata Biden saat mengunjungi Kantor Direktur Intelijen Nasional.
BERITA TERKAIT: