Begitu pula sindiran Puan Maharani yang menyebut pemimpin sesungguhnya itu tidak hanya hadir di media sosial, tetapi di lapangan. Pernyataan yang dilontarkan Puan saat memberikan pengarahan kepada pengurus dan kader PDIP di Semarang Minggu (23/5) lalu itu, diyakini ditujukan kepada Ganjar yang kini menjabat Gubernur Jawa Tengah itu.
Bagi Aan, apa yang disampaikan oleh Pacul, panggilan akrab Bambang Wuryanto, dan Puan sangat bertolak belakang dengan kenyataan dan cenderung bias kepentingan.
"Sejauh yang saya kenal, Mas Ganjar adalah sosok pekerja keras,
andap asor (rendah hati), dan komunikatif. Kalau dia
kemajon dan
keminter serta cuma hadir di sosmed, tentu popularitas dan elektabilitasnya tidak akan setinggi ini," ujar Aan kepada redaksi, Selasa (25/5).
Aan merasa perlu mengingatkan Pacul dan Puan bahwa sosok Ganjar saat ini bukan semata kader PDIP, tetapi juga tokoh yang digadang-gadang oleh banyak kelompok masyarakat untuk maju dalam kontestasi 2024.
"Tingginya elektabilitas Mas Ganjar adalah cermin rasionalitas publik. Mestinya hal ini dilihat sebagai potensi keuntungan politik PDIP, bukan ancaman ya," lanjut mantan korban penculikan di era Orde Baru itu.
Atas dasar itu, Aan meminta agar Pacul dan kawan-kawan tidak terlalu risau dengan berbagai upaya politik yang dilakukan kelompok-kelompok pendukung Ganjar. Sebab, hal yang sama juga bisa dilakukan oleh kubu Puan.
"Bahkan,jika diperlukan, GP 2024 siap menugaskan aktivis-aktivis top untuk membantu Ibu Puan menaikkan elektabilitasnya. Lebih baik kita
fastabiqul khairat sembari bersinergi, karena toh pada akhirnya semua ikut apa kata Ibu Mega,†tandas Aan.
BERITA TERKAIT: