Hal itu disampaikan oleh Mujahid 212, Damai Hari Lubis, menanggapi cuitan Mahfud di Twitter yang jadi perbincangan publik karena menyampaikan duka tetapi diawali dengan ucapan yang condong mendiskreditkan Ustaz Tengku Zul.
"Pendapat saya, Prof MMD (Mahfud MD) tidak bijak bahkan tidak layak komen khusus ke publik. Dia rindu namun diawali dengan mendiskreditkan jasad seorang ulama yang baru saja meninggal. Bahkan MMD sedang membangun narasi dirinya punya kesan adalah seorang pengalah atau penyabar," ujar Damai kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (11/5).
Menurut Damai, sikap Mahfud MD tidak fair. Karena ucapannya tidak bisa lagi dibantah oleh Tengku Zul yang sudah wafat.
"Justru kenapa MMD saat UTZ (Ustaz Tengku Zulkarnain) hidup tidak buka ruang diskusi publik? Terlebih MMD miliki fasilitas tak terbatas selaku menteri. Jadi fakta sebenar-benarnya apa yang disampaikan oleh MMD sudah basi, kedaluwarsa," kata Damai.
Akan tetapi, Damai berharap Ustaz Tengku Zul telah memberi maaf kepada Mahfud MD.
"Nanti saja di akhirat akan dipertemukan oleh Allah siapa yang lebih mulia, UTZ atau MMD. Semoga almarhum UTZ mendapatkan surganya Allah dan almarhum memberi maaf kepada MMD, bila MMD memiliÄ·i banyak salah terhadap diri almarhum," pungkas Damai.
Menko Polhukam Mahfud MD turut berduka cita atas meninggalnya Ustaz Tengku Zulkarnain. Tapi pernyataan duka Mahfud yang disampaikan melalui Twitter itu dinilai tendensius, karena dibuka dengan kalimat yang seolah menyudutkan almarhum.
"Selamat jalan menghadap Sang Khaliq, Tengku Zulkarnain. Saya sering merasa dicerca tanpa alasan yang tepat oleh almarhum tapi saya diam karena saya tahu almarhum merasa sedang berjuang. Baru saja ada berita beliau wafat, saya sudah rindu lagi kepadanya. Semoga Allah mengampuni dan memberi surga-Nya," tulis Mahfud MD, Senin (10/5).