Supaya Pariwisata Tetap Jalan Saat Pandemi, Sandiaga Uno Ingin Punya Aplikasi Pendeteksi Kerumunan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 24 April 2021, 01:07 WIB
Supaya Pariwisata Tetap Jalan Saat Pandemi, Sandiaga Uno Ingin Punya Aplikasi Pendeteksi Kerumunan
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno/Net
rmol news logo Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tengah menyiapkan inovasi untuk membuat aplikasi yang bisa mendeteksi kerumunan orang di tempat wisata.

Dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, aplikasi itu merupakan bagian dari adaptasi yang dilakukan agar sektor pariwisata tetap bisa jalan di tengah pandemi Covid-19.

"Sebetulnya mimpiku yang belum terealisasi ini adalah heatmap itu yang bisa dipakai di aplikasi. Jadi kalau ada orang di destinasi wisata orang tahu kerumunannya seperti apa," kata Sandiaga dalam keterangannya, Jumat (23/4).

Cara kerja aplikasi pendeteksi kerumunan itu, dijelaskan Sandiaga, adalah memantau kondisi jumlah pengunjung di sebuah tempat wisata. Kalau terlalu padat, wisatawan bisa memilih tempat wisata lain. Juga berguna buat para pemilik tempat wisata dalam mengontrol kerumunan di tempat wisatanya.

Sandiaga mengatakan, di masa pandemi ini, Kemenparekraf sangat mengandalkan wisatawan domestik.

Meski begitu, wisatawan domestik juga harus terlindungi dari penularan Covid-19 selama di tempat wisata dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta menggunakan aplikasi pendeteksi kerumunan.

"Kita saat ini fokus di nusantara, selama ini masih ada travel banned ya wisatawan domestik itu jadi pasar kita, terutama di 5 destinasi super prioritas seperti Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Mandalika, Nusa Tenggara Barat, Likupang," terangnya.

Berdasarkan catatan Kemenparekraf, selama tahun 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia hanya mencapai 4,02 juta kunjungan atau turun sebesar 75,03 persen jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 16,11 juta kunjungan.

Menurunnya jumlah turis asing ini, membuat Sandiaga harus mengandalkan kunjungan wisatawan domestik.

Di saat ada larangan mudik, tempat wisata di daerah masih diperbolehkan dibuka demi menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar. Pembukaan tempat wisata harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

"Langkah pemerintah dengan PPKM mikro ini sudah membuahkan hasil. Bagaimana dalam bingkai PPKM mikro ini kita beradaptasi dan terus memastikan kepatuhan terhadap protokol kesehatan," terang Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini.

"Pariwisata itu bukan part of the problem justru part of solution kalau bisa menerapkan prokes yang ketat, memang di lapangan ini akan diuji," demikian Sandiaga. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA