Sebab, media sosial banyak dimanfaatkan pihak yang tak bertanggung jawab untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks.
"Sebaiknya disaring dulu, cek kebenaran berita tersebut," ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (15/12).
Menurutnya, keberadaan media sosial yang menjadi akses bagi penyebar hoaks dan radikalisme, akhir-akhir ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Mereka sengaja membuat berita bohong untuk propanganda yang tujuannya menciptakan suasana tidak kondusif, bahkan bisa mengancam disintegrasi bangsa.
"Masyarakat lebih banyak berdiam di rumah dan banyak waktu untuk bersosmed. Jika tidak hati-hati, maka bisa terpancing dengan bahasa atau ajakan yang justru tidak mendidik dan tidak sedikit yang berujung kasus hukum," urainya.
Mantan model ternama ini juga menyarankan agar masyarakat berpegang pada media mainstream sebagai acuan memilih informasi.
Pasalnya, media online yang memuat berita lebih bisa dipertanggungjawabkan ketimbang media sosial yang sumbernya tidak jelas.
Terlebih saat ini banyak situs-situs abal-abal yang berita atau foto yang disebar bisa viral, meski isinya tidak berdasar.
Atas dasar itulah, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, meminta Kominfo agar bertindak tgas.
"Sudah semestinya pemerintah punya sistem yang kuat, jangan dipermudah para pelaku untuk menyebarkan hoax. Dengan sistem tersebut, Kominfo harusnya bisa melacak dan mematikan gadget para pelaku penyebar hoaks," tegasnya.
BERITA TERKAIT: