Menuju Satu Abad Kemerdekaan, Pengkaji Islam Soroti Aktualisasi Agama Dalam Bernegara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Selasa, 25 Agustus 2020, 09:41 WIB
Menuju Satu Abad Kemerdekaan, Pengkaji Islam Soroti Aktualisasi Agama Dalam Bernegara
Ilustrasi/Net
rmol news logo Peranan agama dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia (RI) sebagai negara yang berdaulat tak bisa dilepaskan dari dasar pembentukan ideologi Pancasila.

Namun dalam perkembangannya, muncul sejumlah pemikiran dari tokoh masyarakat tentang bentukan sistem negara yang bersifat agamis seperti khilafah dan di sisi yang lain menginginkan negara yang sekuler.

Hal ini lah yang kemudian disoroti oleh sejumlah tokoh pengkaji Islam yang tergabung di dalam Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI-Unas).

Ketua PPI-Unas Dr. Fachruddin Mangunjaya menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengkajian tentang prinsip-prinsip Islam yang erat kaitannya dengan prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara, sebagaimana sesuai dengan corak kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.

"Perjalanan sejarah bangsa Indonesia juga telah membuktikan bagaimana Islam memberikan pengaruh untuk meletakkan prinsip dasar kebangsaan, termasuk bagaimana ideologi Pancasila menjadi dasar negara," ujar Fachruddin dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa (25/8).

Sebagai upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat, Fachruddin bakal menggelar webinar yang mengangkat tema "Aktualisasi Islam, Keindonesiaan dan Kebangsaan Menuju Satu Abad Indonesia Merdeka".

"Tanggal 26 dan 27 Agustus kita buat tema tentang aktualisasi Islam dan kebangsaan ini dari kondisi sekarang. Kita lihat repainting pemikiran terdahulu, apa saja yang menjadi cita-cita Republik Indonesia, dan umat Islam dalam memahami secara lebih detail," ungkapnya.

Sejumlah tokoh yang fokus dengan pengkajian Islam dan peradaban bangsa Indonesia akan menjadi narasumber di webinar ini.

Di antaranya yang ahli di bidang hukum tata negara, Islamologi, politik, sejarah, dan sosilologi seperti Dr. Hamdan Zoelva, S.H, M.H, Prof. Dr. Maskuri Abdillah MA, Dr. Budhy Munawar Rahman, dan Prof. Dr. Elly Malihah, M.Si.

"Webinar ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran publik, khususnya kalangan ilmuwan, mahasiswa, politisi, media, dan pemerhati kajian Islam dan Indonesia mengenai makna Islam dan ke-Indonesiaan dalam perspektif kekinian dan Indonesia di masa depan," demikian Fachruddin Mangunjaya menambahkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA