Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah.
Menurut Fahri, anak-anak lebih suka bermain game dan media sosial ketimbang fokus belajar secara mandiri, meskipun sudah dibimbing oleh orang tua di rumah.
"Mata, otak, dan hati anak-anak kita akan rusak. Mereka akan menjadi penghuni dunia maya yang palsu," kata Fahri melalui keterangan tertulisnya, Jumat (31/7).
Menurut mantan politikus PKS ini, daripada menerapkan kebijakan sekolah mandiri dengan sistem PJJ, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, lebih baik mengembangkan infrastruktur digital pendidikan rakyat untuk memajukan pendidikan Indonesia.
"Mas Menteri punya jejak sukses bikin infrastruktur digital bagi tukang ojek. Mengapa tidak diteruskan dengan infrastruktur digital bagi pendidikan rakyat?" tanya Fahri.
"Dana Kementerian Pendidikan adalah yang terbesar dan mandatori konstitusi kita 20 persen APBN tiap tahun. Ayo Mas Menteri Kita Bisa!" kata mantan Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 ini.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: