Tidak kalah dengan media sosial, televisi justru terkadang memberikan informasi yang membawa narasumber langsung sebagai sumber yang akurat.
Demikian disampaikan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis saat mengisi diskusi berbasis daring, di Jakarta, Rabu kemarin (20/5).
"Media sosial pun terkadang hanya mengambil informasi dari televisi. Namun, yang sering terjadi di masa seperti ini ialah penanggung jawab berita yang seringkali tidak sesuai fakta," kata Yuliandre.
Ketua Umum Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat periode 2013-2016 ini mengatakan, melihat suasana pandemik saat ini, degan bertebaran segala macam informasi begitu luasnya, diingatkan agar dapat mencari sumber informasi yang tepat.
Sebagai regulator penyiaran, dia menambahkan untuk dapat menganalisa lebih jauh terhadap sebuah informasi.
"Media mainstream menjadi rujukan sumber informasi yang tepat. Dalam kenyataannya, media mainstream saat ini sangat minim terjadinya hoax," kata Yuliandre.
Lebih lanjut, Andre sapaan akrabnya mengungkapkan, dalam suasana krisis saat ini, lembaga penyiaran dirasakan wajib mematuhi kode etik jurnalistik dan kaidah yang tekandung dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang kerap menjadi kelalaian tim produksi program konten siaran.
KPI Pusat senantiasa mendorong lembaga penyiaran TV dan radio agar menghadirkan informasi yang benar demi kepentingan publik.
"Pemberitaan melalui lembaga penyiaran merupakan kontrol sosial yang harus senantiasa melalui proses verifikasi agar dapat menyampaikan fakta yang benar serta berdasarkan data yang akurat," pungkas Yuliandre.
BERITA TERKAIT: