MUNAS GOLKAR

Doli: Kader Golkar Diingatkan Jokowi, Jadi Politisi Kalau Sudah Komit Ya Komit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Jumat, 08 November 2019, 17:53 WIB
Doli: Kader Golkar Diingatkan Jokowi, Jadi Politisi Kalau Sudah Komit Ya Komit
Ahmad Doli Kurnia Tandjung/Net
rmol news logo Presiden Joko Widodo tidak hanya memberi pujian pada Ketua Umum Golkar Airlangga yang berhasil membawa partai beringin kembali bangkit dan menjadi tulang punggung pemerintah.

Tapi ada pesan khusus dari Jokowi untuk dilaksanakan kader Golkar agar bisa tetap menjadi partai besar.

Plt DPD Golkar Sumatera Utara, Ahmad Doli Kurnia Tandjung menguraikan bahwa Jokowi turut mengingatkan tentang arti pentingnya komitmen untuk selalu dipegang oleh politisi.

"Kita diingatkan saja, kalian kalau jadi seorang politisi kalau sudah komit ya komit. Itu saja kan," tegasnya di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (8/11).

Saat memberi sambutan, Jokowi menguraikan bahwa Partai Golkar merupakan tulang punggung pemerintah, sehingga jika ada riak sedikit di partai beringin akan berpengaruh ke pemerintah.

“Oleh sebab itu, kesolidan dan komitmen juga harus kita jaga bersama-sama,” ujar Jokowi di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (6/11).

Senada dengan Doli, pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai kata “komitmen” yang dimaksud Jokowi mengarah ke Bamsoet yang secara tiba-tiba kembali mengaku masih akan bertarung di Munas Golkar.

Bamsoet pernah menyatakan mengundurkan diri dari munas jelang pemilihan ketua MPR. Mantan ketua DPR itu mengaku akan mendukung penuh Airlangga Hartarto sebagai petahana. Sebagai gantinya, Airlangga mendukung penuh Bamsoet hingga terpilih jadi ketua MPR secara aklamasi.   

“Menarik diri, kemudian mencalonkan kan lagi. Itu seperti setrikaan, maju mundur. Padahal politisi yang dibutuhkan satu komitmen,” tegas Emrus.

“Jadi kalimat perlu “komitmen” dari Jokowi ditujukan kepada siapa? Menurut saya itu komitmen lebih ditujukan pada Bamsoet yang perlu komitmen,” sambungnya.

Emrus lantas menyinggung pernyataan Bamsoet yang sempat mengatakan bahwa dalam politik tidak ada komitmen. Kata Bamsoet komitmen hanya untuk orang yang sedang pacaran.

Padahal, tegas Emrus, seorang politik butuh menjalin komitmen. Memang kadang berubah sikap, tapi perubahan itu terjadi jika ada hal-hal yang berhubungan dengan rakyat.

“Jadi Bamsoet kurang tepat menafsirkan tidak ada komitmen, justru politisi butuh komitmen. Jadi kalau belum yakin jangan diomongkan dulu,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA