Plt Sesko Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Agung Kuswandono mengatakan kerjasama internasional dan intervensi teknologi merupakan aspek penting untuk menangani permasalahan laut.
"Berdasarkan pada keinginan bersama kedua negara sahabat untuk bersama-sama melindungi laut untuk mengurangi sampah plastik yang mengalir dari sungai menuju laut," ungkap Agung dalam acara Innovation on Waste Management River Plastic Interception, di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (31/10).
Dia menyampaikan pada 12 Juli 2017 silam, Kemenko Kemaritiman dan Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Kerajaan Belanda telah menandatangani pengaturan mengenai proyek percontohan pembersihan sungai di wilayah Jakarta.
"Kerjasama ini diimplementasikan dalam riset bersama river cleanup system (RCS) yang berlokasi di wilayah cengkareng, muara kapuk jakut, telah beroperasi sejak Mei 2019, dan dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melalui transfer knowledge dari tim The Ocean Cleanup (TOC) Belanda," paparnya.
Kedatangan CEO TOC Boyan Slat ke Indonesia, kata Agung, dinilai positif. Pasalnya, gagasan anak muda asal Belanda ini akan meluncurkan penelitian bersama kedua negara untuk melaksanakan proyek percontohan pembersihan sungai di DKI Jakarta melalui teknologi RCS.
"Intervensi teknologi ini bertujuan untuk membebaskan laut dari sampah plastik. Penelitian diperlukan untuk mendapat data lapangan yang akurat," tandasnya.