Padahal, KPU telah mengesahkan Jokowi sebagai presiden terpilih. Namun penolakan terus bergulir.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menyampaikan harapannya agar pemilu tahun 2024 mendatang tidak diwarnai oleh aksi demonstrasi yang merugikan negara.
Dia bahkan menolak keras adanya ide untuk demonstrasi besar-besaran saat pengumuman hasil pemilu kemarin.
"Satu hari setelah pilpres itu, bahkan waktu mau demo ramai waktu bulan puasa itu, demo apa itu, saya satu-satunya orang di oposisi yang menentang keras,†ujar Zulkifli dalam diskusi soal rekonsiliasi, Rabu (30/10).
Pria yang kerap disapa Zulhasi ini mengaku sempat bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebelum terjadinya demo besar-besaran di depan Gedung Bawaslu beberapa waktu lalu.
Dalam pertemuan itu, dia menyatakan sikap ketidaksetujuannya atas pilihan tersebut. Dia menilai rencana tersebut akan berdampak pada jatuhnya korban jiwa.
"Waktu itu kami bertemu, ada Pak Menhan juga, waktu itu saya bilang saya tidak setuju gerakan demo seperti itu. Saya khawatir akan ada korban dan itu benar terjadi, banyak mudaratnya," jelasnya.
"Tapi saya kalah suara, ya saya anggap buat apa ribut-ribut seperti itu, apalagi bulan puasa. Masyarakat juga saya rasa punya pikiran sama, kecuali digerakkan," lanjutnya.
Zulhas juga menyarankan agar PA 212 tidak menggelar ijtima ulama dan meminta agar ormas-ormas bisa ikut untuk rekonsiliasi menurunkan tensi politik.
“Mereka izin ke saya mau bikin ijtima, tapi saya bilang tidak usah, pilpres sudah usai. Saya kemarin keliling, saya tengok Ormas-ormas Islam, saya bilang harus sudah
move on, jangan
baper lagi,†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: