Begitu yang disampaikan Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo dalam diskusi media bertema "
Indonesia Barokah Karya Jurnalistik Atau Media Opini?" di Hotel Peninsula, Jakarta, Rabu (30/1).
"Sama-sama media propaganda, media framing yang sengaja didesain untuk kompetisi elektroral dan momentumnya juga sama," kata pengamat politik itu.
Kesamaan lain, yakni keduanya dalam menyajikan laporan tidak cover both side alias tidak berimbang.
Kendati banyak kesamaan, lanjut Karyono, narasi tabloid
Obor Rakyat lebih seram dibanding tabloid
Indonesia Barokah.
Meskipun konten diambil dari berbagai kutipan narasumber yang telah dimuat oleh berbagai media, tabloid
Indonesia Barokah masih bisa diverifikasi, sementara
Obor Rakyat sangat sulit.
"Tabloid
Obor Rakyat lebih prvokatif dibanding
Indonesia Barokah. Tabloid
Indonesia Barokah datanya masih bisa diverifikasi, meskipun tidak memenuhi ketentuan pers," pungkas Karyono.
[rus]