Yang baru saja terjadi misalnya pandangan mengenai dukungan alumni kampus kepada pasangan capres. Jokowi menyatakan penting dukungan alumni perguruan tinggi, sementara JK menyebut jika alumni kampus mendukung capres jangan membawa nama almamaternya.
Sejak awal memimpin pada 20 Oktober 2014, keduanya kerap memiliki perbedaan pendapat dalam banyak hal.
Menanggapi hal itu, pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI), Jerry Massie memandang bukan hal biasa dari duet kepemimpinan jika terus terjadi miskomunikasi.
"
Miscommunication dan
misunderstanding biasa terjadi tapi kalau sudah keseringan bukan biasa lagi itu," kata Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (16/1).
Dia berharap miskomunikasi dalam kepemimpinan Jokowi-JK ini jangan sampai terjadi lagi di periode berikutnya termasuk jika Jokowi terpilih kembali.
Pasangan Jokowi pada Pilpres 2019 adalah ulama sepuh KH. Ma'ruf Amin. Duet Jokowi-Ma'ruf jika terpilih tentu harus bisa menyempurnakan duet Jokowi-JK dalam hal komunikasi.
"Iya saya berharap hal kayak gini tidak terjadi lagi sama pasangan Jokowi-Ma'ruf. Karena kunci keberhasilan dalam suatu kepemimpinan tergantung pada komunikasi dua arah baik verbal maupun non verbal," bebernya.
Pernyataan Ma'ruf soal Esemka bisa disebut sebagai bentuk awal miskomunikasi pasangan ini.
[rus]