JAKI: Kita Tidak Membenci China, Tapi Anti Dengan Imperialisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Rabu, 16 Januari 2019, 09:58 WIB
JAKI: Kita Tidak Membenci China, Tapi Anti Dengan Imperialisme
Yudi Syamhudi Suyuti/Net
rmol news logo . Sejak era kekuasaan Presiden Joko Widodo, telah terjadi banyak indikasi bahwa Jokowi bersama jaringan kekuasaan dan pemodalnya telah menjalankan praktik imperialisme gaya baru pada rakyat dengan memaksa dan menggunakan instrumen negara demi kekuasaannya.

Demikian disampaikan Koordinator Eksekutif Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI), Yudi Syamhudi Suyuti, Rabu (16/1).

Menurutnya, tentu hal ini tidak terlepas dari kepentingan negara komunis Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk menguasai tanah, air dan cakrawala Indonesia melalui proyek OBOR (One Belt, One Road) dengan memaksakan prinsip belt road initiave.

"Kita sebagai bagian dunia internasional tentu saja kita tidak berhak membenci bangsa lain seperti China (RRT). Tapi kita anti dengan imperialisme," kata Yudi Syamhudi.

Problem sekarang yang perlu ditanya, apakah Jokowi tahu bahwa kita sedang dijajah RRT. Lalu, kenapa kita mau dikuasai mereka. Jelas Yudi Syamhudi, boleh saja kita bekerja sama dengan siapapun selama menguntungkan untuk rakyat dan negara.

"Tapi untuk apa bekerjasama jika kita hanya menjadi terjajah," tegasnya.

Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional (JAKI) didirikan sebagai sebuah jaringan untuk memenangkan hak-hak kemanusiaan dan kemerdekaan secara utuh dengan kepentingan rakyat untuk tegaknya kemanusiaan yang adil dan beradab di dunia internasional. Jika rakyat kuat, maka negara akan kuat, begitu juga jika Indonesia kuat, maka dunia akan kuat. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA