Pengamat politik Karyono Wibowo menuturkan akhirnya pihak-pihak yang terlibat dalam kontestasi pemilu 2019 mulai terjebak dengan suasana politik identitas.
"Hal ini membuat demokrasi kita mengalami defisit. Pemilu yang seharusnya menjadi perwujudan kedaulatan rakyat untuk memilih calon pemimpin yang berkualitas dan berintegritas akhirnya bergeser menjadi sekadar caci maki yang penuh ujaran kebencian," ujar Karyono kepada redaksi, Senin (31/12).
Padahal, seharusnya substansi perjalanan demokrasi adalah untuk mencapai kemaslahatan bersama bukan hanya sekadar mencari menang dan kalah.
"Pemilu hanya dipahami sekadar kalah atau menang dalam kontestasi elektoral. Akhirnya pelaksanaan demokrasi jauh dari substansi," tegasnya.
Dampak dari menguatnya politik identitas bisa merusak esensi demokrasi dan mendorong segregasi sosial. Lebih dari itu, Karyono juga menegaskan bahwa isu SARA berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.
"Karenanya, semua pihak terutama elite politik harus segera menghentikan semua jenis narasi kampanye yang berbau SARA. Karena hal ini bisa berdampak luas terhadap persatuan dan keutuhan bangsa," pungkasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: