PILPRES 2019

Tes Baca Alquran Buat Capres Bukti Demokrasi Alami Defisit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Senin, 31 Desember 2018, 11:09 WIB
Tes Baca Alquran Buat Capres Bukti Demokrasi Alami Defisit
Ilustrasi/Net
rmol news logo . Munculnya ide tes baca Alquran akibat menguatnya politik identitas jelang Pilpres 2019 membuat substansi demokrasi di Indonesia semakin jauh.

Pengamat politik Karyono Wibowo menuturkan akhirnya pihak-pihak yang terlibat dalam kontestasi pemilu 2019 mulai terjebak dengan suasana politik identitas.

"Hal ini membuat demokrasi kita mengalami defisit. Pemilu yang seharusnya menjadi perwujudan kedaulatan rakyat untuk memilih calon pemimpin yang berkualitas dan berintegritas akhirnya bergeser menjadi sekadar caci maki yang penuh ujaran kebencian," ujar Karyono kepada redaksi, Senin (31/12).

Padahal, seharusnya substansi perjalanan demokrasi adalah untuk mencapai kemaslahatan bersama bukan hanya sekadar mencari menang dan kalah.

"Pemilu hanya dipahami sekadar kalah atau menang dalam kontestasi elektoral. Akhirnya pelaksanaan demokrasi jauh dari substansi," tegasnya.

Dampak dari menguatnya politik identitas bisa merusak esensi demokrasi dan mendorong segregasi sosial. Lebih dari itu, Karyono juga menegaskan bahwa isu SARA berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.

"Karenanya, semua pihak terutama elite politik harus segera menghentikan semua jenis narasi kampanye yang berbau SARA. Karena hal ini bisa berdampak luas terhadap persatuan dan keutuhan bangsa," pungkasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA