Hal itu sampaikan oleh pengamat politik Karyono Wibowo kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (31/12).
"Bagi pasangan capres ini tidak terlepas dari menguatnya politik identitas yang ditandai dengan mencuatnya simbol-simbol agama. Sejak pilkada DKI Jakarta hingga pilkada serentak dan kini memasuki pemilu serentak isu politik berbasis agama kian mendominasi ruang publik," ucap Karyono.
Pada mulanya, sambung Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) itu, Jokowi dihantam berbagai isu yang berbau SARA. Berbagai opini dibangun untuk mendelegitimasi keislaman Jokowi.
"Berbagai tudingan yang dihembuskan hingga tuduhan Jokowi melakukan kriminalisasi ulama, keturunan China, antek aseng hingga dituduh pernah menjadi kader PKI. Selain itu, berbagai propaganda dibangun untuk membentuk opini yang meragukan keislaman Jokowi," bebernya.
Masih, kata Karyono, kini Prabowo Subianto pun tak luput dari isu agama yang meragukan keislamannya. Prabowo didera isu tidak bisa menjadi imam salat.
"Bahkan, dengan beredarnya video yang diduga Prabowo ikut merayakan Natal bersama dengan keluarga dan kaum kristiani menjadi viral. Akibatnya, ya kayak gini," tandasnya.
[rus]
BERITA TERKAIT: