Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Romahurmuziy mengaku punya pengalaman traumatik saat zaman Orba.
Sebagai anak keluarga PPP saat Orba, karena ibunya (almarhumah) Umroh Mahfudoh pernah menjabat sebagai Ketua DPW PPP Yogyakarta, Rommy pernah mengalami teror.
Saat musim kampanye, rumahnya sudah biasa diserang dan diteror. Bahkan di tahun 1987, Rommy sering dikawal oleh Gerakan Pemuda Kabah (GPK) saat akan berangkat sekolah karena adanya ancaman penculikan.
Masih sangat segar dalam ingatan Rommy, rumah mereka sering diserang setiap masa kampanye. Menurutnya, yang menyerang tentu saja adalah kekuatan-kekuatan Orde Baru dengan partai politinya saat itu.
"Bahkan salah satu petugas full timer di kantor DPW PPP Yogyakarta, yaitu Agung Syahida dibunuh pada tahun 1982," cerita Rommy dalam keterangan tertulis, Jumat (23/11).
Kenangan masa lalu ini jelas dia bisa saja terulang jika kepemimpinan ala Orba kembali dimunculkan di zaman reformasi seperti saat ini. Sehingga wacana tersebut sangat membahayakan.
Di zaman Orba, masih kata Rommy, seluruh lawan politik dikerdilkan, termasuk PPP. Orba menggunakan kedok Demokrasi Pancasila untuk membenarkan tindakan mereka.
"Pemerintahan saat itu menggunakan kedok demokrasi Pancasila. Jadi atas nama demokrasi Pancasila, yang mereka lakukan pertama adalah memberangus seluruh kekuatan lawan politik yang ada. Bahkan sampai penghilangan nyawa," ujar Rommy.
Titiek Soeharto yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya dalam sejumlah kesempatan menyampaikan bahwa dia rindu dan memimpikan Indonesia kembali ke era Orba.
[rus]