Demikian disampaikan Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan, Ahmad Basarah, di hadapan Caleg dari kalangan artis, seniman, budayawan dalam acara pembekalan kurikulum partai dengan mengunjungi Museum Kebangkitan Nasional.
Para pekerja seni tersebut mendapatkan materi sejarah mengenai kebangkitan nasional yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional masa penjajahan saat itu.
"Karena artis, pekerja seni dan budayawan biasanya menjalankan fungsi sebagai pembentuk mainset, membentum prilaku karena perilakunya cenderung ditiru," kata Basarah di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta (Selasa, 25/9).
Basarah berharap, melalui kegiatan pengenalan museum yang disebut Gedung Stovia ini para caleg artis bisa membantu menyampaikan kepada masyarakat bagaimana perjuangan panjang para tokoh pergerakan nasional membebaskan rakyat Indonesia dari keterjajahan.
Menurutnya, para tokoh perjuangan telah membangun narasi perjuangan mereka dengan persatuan nasional sebagai kata kunci. Narasi itu dibangun karena penjajah saat itu mengedepankan politik pecah belah kepada anak bangsa.
"Jadi selain narasi sejarah konflik, rakyat Indonesia juga perlu dihadirkan narasi sejarah di mana pendahuli bangsa kita sudah memberi contoh bagaimana mereka keluar dari perangkat politik devide et impera Belanda," ungkap Wakil Ketua MPR ini.
Hadir dalam kegiatan ini para caleg artis seperti Krisdayanti, Kirana Larasati, Iis Sugianto, Lita Zen, Cica Kuswoyo dan sejumlah artis lainnya. Para caleg artis dalam kegiatan ini juga mendapatkan materi sejarah dari Sejarawan Bonnie Triyana.
Sejarawan, Bonnie Triyana menerangkan bahwa gedung Stovia ini merupakan pelopor terciptanya tenaga medis di Indonesia. Tempat ini menjadi sekolah kedokteran pertama di negeri ini.
"Stovia ini sekolah kedokteran pertama di Indonesia. Dulu orang pribumi harus menempuh tahapan pendidikan untuk menjadi Dokter Jawa," demikian Bonnie.
[fiq]