Prabowo mengungkapkan itu usai dirinya bersama para petinggi Partai Gerindra sowan ke istri Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid di kediamannta di Cignjur, Jakarta Selatan. Prabowo bernostalgia tentang kedekatan keluarganya dengan mendiang Gus Dur.
"Kita banyak ngobrol, nostalgia karena rumah keluarganya Gus Dur itu persis di sebelah rumah kakek saya. Satu pagar di Taman Amir Hamzah, dulu Taman Matraman," kata Prabowo, Kamis (13/9).
Saking dekatnya keluarga mereka, Prabowo bahkan mengaku semasa neneknya meninggal dunia, yang mensalatkan adalah Ibunda Gus Dur, Sholehah Wahid Hasyim.
"Jadi saya juga dalam perjalanan hidup saya merasa sangat dekat dengan Gus Dur. Kami sering diskusi dan dialog. kadang-kadang beda pendapat. Itulah demokrasi. Enakya sama Gus Dur beda pendapat tapi tetap akrab," urai Prabowo.
Adapun yang dirinya sering diskusikan dengan Gus Dur adalah tentang demokrasi, keadaan negara, juga tentang agama Islam.
"Di mana kita saling bertanya dan saya menyatakan bahwa saya merasa nyaman dengan NU, dengan Islam yang moderat, kuat, berdiri di atas tradisi Indonesia. Islam yang damai, Islam yang menghormati semua agama, RAS, suku, dan budaya," pungkasnya.
[fiq]
BERITA TERKAIT: