Perang Dagang Indonesia China Vs Amerika Serikat

Hati-Hati Dengan Kelangkaan Obat Dan Alat Kesehatan, Atau Digantikan Produk China?

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/saleh-partaonan-daulay-5'>SALEH PARTAONAN DAULAY</a>
OLEH: SALEH PARTAONAN DAULAY
  • Senin, 23 Juli 2018, 08:56 WIB
Perang Dagang Indonesia China Vs Amerika Serikat
Salamuddin Daeng/Net
SEBUAH sumber menyebutkan bahwa dari 50 miliar dolar AS tarif akan diberlakukan terhadap barang-barang impor China yang diusulkan oleh Perwakilan Perdagangan AS, sebanyak 5 miliar dolar AS melibatkan peralatan medis dan produk teknologi, banyak yang sebenarnya dibuat oleh perusahaan AS.  

Presiden Donald Trump mengumumkan bulan lalu bahwa AS berencana memberlakukan tarif impor China senilai 50 miliar dolar AS untuk mencegah perusahaan Amerika membuat teknologi mereka di China dan mentransfer kekayaan intelektual kepada perusahaan Cina domestik.

Dia juga baru-baru ini mengancam untuk menambahkan tambahan 100 miliar dolar AS dalam tarif di atas 50 miliar dolar AS yang asli setelah China mengumumkan tarifnya sendiri 50 miliar dolar AS, yang disebut Trump "tidak adil." Kebijakan ini merupakan upaya Trump untuk kembali menarik perusahaan perusahaan yang yang memproduksi produk farmasi di China.

China juga mengusulkan rencana tarif 50 miliar dolar AS juga, tetapi hanya mencatat 106 produk pada jalur tarifnya. Sebagian besar produk yang terdaftar terkait dengan produk pertanian, tetapi juga termasuk produk mobil, kimia dan pesawat terbang. Tarif yang diusulkan tidak memiliki efek langsung pada perusahaan peralatan medis.

Alat-alat medis dan produk-produk yang dibutuhkan China untuk mengikuti pertumbuhan populasinya adalah perangkat yang tidak dapat dikembangkan oleh China karena kurangnya teknologi. Sekitar 35 persen impor berasal dari AS. Lima peralatan dan teknologi medis impor teratas tahun lalu di China adalah bahan implan dan organ buatan, peralatan optik dan endoskopi, bahan gigi, bahan polimer medis dan peralatan elektronik utama.

Sumber lain menyebutkan tindakan AS yang melakukan perang dagang dengan China dibalas oleh Beijing dengan memberlakukan restriksi terhadap impor China dari AS. Pada Sabtu (16 Juni 2018), Beijing mengumumkan bea masuk lebih tinggi pada produk pertanian, mobil, dan makanan laut yang diimpor dari AS. Tarif yang lebih tinggi pada 114 item lainnya, termasuk bahan kimia, peralatan medis, dan produk energi, akan berlaku kemudian.

Dengan Indonesia Presiden AS Donald Trump menetapkan bea impor 25 persen untuk baja dan 10 persen pada aluminium Kamis lalu (8 Maret). Pengaturan baru dijadwalkan akan berlaku 15 hari setelah pengumuman dan akan mempengaruhi semua mitra dagangnya, kecuali Kanada, Meksiko dan Australia.

Sejak April 2017, pemerintah AS memang menempatkan Indonesia pada daftar pengawasan perdagangannya bersama dengan 15 negara karena negara tersebut telah mengalami defisit yang signifikan dan bertujuan untuk meningkatkan langkah-langkahnya terhadap ketidakseimbangan perdagangan. Mengingat Indonesia mencatat surplus 9,67 miliar dolar AS ( 12,7 miliar dolar AS) dari perdagangannya dengan AS pada 2017. (sumber data kementrian Perdagangan RI).

Sebuah laporan menyebutkan Indonesia bergantung pada peralatan dan perlengkapan medis yang diimpor untuk memenuhi permintaan lokal. Total impor peralatan medis meningkat dari 726 juta dolar AS pada 2015 menjadi $ 1.035 juta pada tahun 2016 (meningkat 42,51 persen).

Porsi impor AS tersebut turun 10,69 persen pada tahun 2016. Pangsa pasar di sektor peralatan dan perlengkapan medis didominasi Singapura, Jepang, Jerman, China, dan Korea.

Perusahaan dari China dan Korea memberikan tantangan terbesar bagi perusahaan AS karena mereka menawarkan peralatan dengan harga lebih rendah dan keberadaan berkelanjutan di wilayah tersebut. Dalam konteks perang dagang ini sebetulnya Indonesia berhadapan dengan Negara ASEAN sendiri dan China.

Sementara di dalam negeri sendiri Trump akan memotong anggaran kesehatan global tahunan sekitar 26 persen, atau sekitar 2,2 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2018 yang dimulai 1 Oktober, menurunkannya dari sekitar 8,7 miliar dolar AS dalam anggaran tahun fiskal saat ini menjadi kurang dari 6,5 miliar dolar AS.

Program yang paling terpukul adalah keluarga berencana. AS saat ini membelanjakan 607,5 juta dolar AS per tahun untuk menyediakan dana bagi perempuan di negara miskin dengan kontrol kelahiran dan kesehatan reproduksi.

Trump tampaknya ingin menghapus semuanya. Proposal anggarannya secara eksplisit meminta penghapusan sumber terbesar pendanaan ini: 524 juta dolar AS disalurkan oleh USAID, yang menyatakan bahwa pemotongan tersebut "mencapai penghematan lebih lanjut" terhadap anggaran. Bagian ini sebetulnya yang akan memukul Indonesia yang selama ini memang banyak bergantung pada bantuan AS.

Selain itu Presiden Donald Trump mengusulkan pengurangan anggaran untuk CDC sampai 17 persen (atau 1,2 milliar dolar AS). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat CDC, Institut Kesehatan Nasional AS dan Otoritas Riset dan Pengembangan Biomedis yang canggih telah menyiapkan akselerator biofarmasi yang disebut CARB-X. Dana yang disalurkan mencapai $48 juta untuk mendukung proyek penemuan obat antibiotik. [***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA