Tinggalkan Isu Sentimen Agama Pada Pemilu 2019

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 18 Juli 2018, 03:17 WIB
rmol news logo . Partai politik, calon presiden dan calon legislatif pada Pemilu serentak 2019 diminta agar tidak menjadikan agama sebagai isu politik. Pasalnya, bagaimanapun Indonesia adalah negara yang beragam dan harus dijaga agar tetap beragam.

"Sampai saat ini mulai dari pilkada, ada upaya menarik isu agama menjadi kepentingan politik dan kekuasaan," kata pengamat politik Islam Nurruzaman usai menjadi pembicara dalam diskusi publik yang diadakan Kedai KOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) di Work Room Coffee Cikini, Jakarta, Selasa, (17/7).

Menurut dia, kekuasaan tidak hanya bisa dicapai dengan isu agama. Isu agama sudah tidak akan efektif digunakan untuk meraih suara dalam kontestasi pilpres mendatang. Meskipun isu agama yang pernah dilakukan di Pilkada Jakarta dinilai berhasil, hal itu tidak akan efektif di daerah.

"Misalnya, pada Pilkada Jabar, Jateng dan Jatim yang relatif menggunakan isu sentimen agama terbukti gagal," ujar Nurruzaman.

Kalaupun pada pilpres mendatang masih ada kelompok yang menggunakan isu agama untuk kepentingan politik, sebagai upaya preventif, menurut Nurruzaman yang juga Komandan Densus 99 Banser-Ansor iru, pihaknya akan melakukan kampanye penolakan terhadap kelompok-kelompak yang menggunakan isu agama untuk kepentingan politik.

"Kami (Densus 99) tidak bermain politik praktis, tapi kami akan menjaga iklim pemilu tetap kondusif, jauh dari isu agama. Karena ini kepentingan jangka panjang. Bagi kami siapa pun yang terpilih tidak masalah. Namun, yang terpenting negara ini bisa terjaga dari konflik politik dan konflik agama," kata Nurruzaman.

Dia memandang, sangat naif jika agama yang memiliki nilai-nilai universal, nilai-nilai ilahiyah berjalan untuk kepentingan politik.

Dalam diskusi bertema "Menjawab Kontroversi Jualan Umat di Pemilu 2019" itu, Nuruzzaman juga menyinggung tentang dakwah Islam berbau politik di masjid-masjid. Menurut dia, dakwah berbau politik agar tidak lagi digunakan.

"Masjid harus steril dari isu politik. Terutama untuk provokasi. arilah kita menggunakan masjid ini untuk hal-hal netral," tegasnya

Politik dalam Islam mengatur nilai-nilai dengan cara yang baik dan menghargai yang baik. Hal itulah menurut Nuruzzaman nilai yang seharusnya digelorakan. Namun, bagi sebagian orang saat ini Islam dijadikan sumber untuk merebut kekuasaan. Padahal, di dalam Islam tidak mengajarkan untuk menghina orang lain.

Pada sesi diskusi itu, Nuruzzaman membagi kiat-kiat untuk menghindari politisasi Islam menjelang Pilpres. Menurutnya, harus ada kesadaran politisi, tokoh umat agar tidak terpancing untuk melakukan kampanye politik di tempat-tempat ibadah. Tidak hanya masjid, tetapi gereja, serta tempat ibadah lainnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA