Menurut Rizal, pencapaian tersebut menunjukkan bahwa sistem akuntansi Kementan sesuai standar dan telah mengungkapkan informasi keuangan secara memadai.
“
Alhamdulillah Kementan dapat mempertahankan posisi yang telah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, kami mengucapkan selamat kepada Mentan (Menteri Pertanian Amran Sulaiman) dan jajarannya yang telah bekerja keras bersama dengan auditor BPK menyelesaikan semua proses pemeriksaan keuangan di Kementan,†kata Rizal saat menyerahkan laporan hasil pemeriksaan BPK ke Amran di Gedung Kementan, Jakarta, Rabu (6/6).
Yang tak kalah menggembirakan, kata Rizal, Kementan mampu meningkatkan pendapatan mencapai 171 persen dari target. Dalam laporan keuangan Kementan pada 2017, anggaran pendapatan ditargetkan sebesar Rp 340 miliar. Realisasi pendapatan mencapai Rp 584,95 miliar.
“Luar biasa, 171 persen pendapatan ini. Seharusnya Pak Menteri (Amran) dapat
reward dari Menkeu (Sri Mulyani). Anggaran belanja sebesar Rp 24,3 triliun dengan realisasi belanja Rp 21,9 triliun atau 90,4 persen. Opini WTP,†tambah dia.
Dalam kesempatan itu, Rizal juga menyoroti persoalan data pangan yang jadi polemik dalam pengambilan keputusan. Walau Presiden Jokowi telah menyatakan hanya menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam semua hal, termasuk pertanian, pihaknya akan mendukung dan mendorong revitalisasi Kementan untuk lakukan pengumpulan data baik dengan teknologi canggih maupun dengan metode lain.
“Paling tidak, kita punya data tandingan. Sebab BPS itu lambat. Sudah data kita (Kementan) saja yang dipakai,†tambahnya.
Rizal lalu menyindir Menko Perekonomian Darmin Nasution yang mempermasalahkan keakuratan penggunaan satelit untuk melihat padi. Menurut dia, pandangan Darmin keliru. BPK sudah membuktikan bahwa data satelit akurat.
“Saat kami lakukan audit investigasi tujuan tertentu di Freeport, itu kan menggunakan satelit. Apa yang tidak bisa dilihat, bisa kita lihat (dengan satelit). Ke mana arah tailing-nya (pasir sisa tambang) bisa kita lihat. Mau di-zoom berapa pun bisa. Sekali lagi, kalau perlu dana untuk itu, kami akan mendukung. Sehingga tidak lagi ada persoalan terkait data luas lahan, data luas panen, dan lain sebagainya,†tuturnya.
Menteri Amran tampak sumringan dengan predikat WTP ini. Menurutnya, raihan ini adalah sejarah bagi Kementan, karena dua tahun berturut- turut mendapat opini WTP.
“Ini adalah hasil kerja keras segenap jajaran Kementan dan kerja sama yang baik dengan BPK," katanya.
Mengenai polemik data produksi beras, Amran menjelaskan, peningkatan produksi tidak berarti harga di pasar harus anjlok. Kata Amran, harga beras yang tinggi saat ini karena kualitas yang dihasilkan petani memang bagus.
Amran lalu menunjukkan foto-foto yang mencerminkan produktivitas petani di beberapa wilayah yang begitu tinggi. Para petani juga sangat semangat untuk menanam. Saking semangatnya, sampai area pemakaman pun ditanami.
“Di sana (sambil menunjuk foto), jagung bahkan ditanam di kuburan, Prof. Kelihatannya yang akan ziarah kesulitan karena ada kebun jagung di makam. Itu terjadi karena kebijakannya tepat,†tambah Amran.
[ian]
BERITA TERKAIT: