Begitu dikatakan Sekretaris Jenderal jaringan aktivis Pro Demokrasi (ProDem), Satyo Purwanto usai buka puasa bersama lintas aktivis 98 di Kopi Politik, Pakubuwono, Jakarta Selatan (Jumat, 1/6).
Komeng menekankan, radikalisme merupakan bagian dari perjuangan.
"Negara ini tidak merdeka, jika tidak ada pejuang yang radikal,†ujarnya.
Orang-orang radikal turut andil pada berdirinya bangsa Indonesia sampai memperoleh kemerdekaan. Reformasi 1998 juga tak terjadi kalau mahasiswa tidak radikal.
"Jadi aneh menurut saya kalau teman-teman 98 melawan radikalisme,†jelas Komeng.
Walau begitu, dia sepakat melawan tindak terorisme sebagai satu kejahatan kemanusiaan yang tidak bisa ditolelir bagi seluruh anak bangsa.
"Saya lihat negara tidak hadir dalam mengurus fundamentalisme agama,†imbuh Komeng.
[sam]
BERITA TERKAIT: