Parlementary Threshold 4 Persen Menuntut Parpol Lebih Kerja Keras

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Sabtu, 12 Mei 2018, 14:54 WIB
Parlementary Threshold 4 Persen Menuntut Parpol Lebih Kerja Keras
Titi Anggraini/RMOL
rmol news logo . Tingginya parlementary phreshold atau ambang batas Perlemen 4 persen diyakini menyulitkan partai politik masuk Senayan. Pasalnya, ketatnya persaingan dan para pemilih harus mengenali ratusan calon ketika hari pemungutan suara.

Begitu dikatakan oleh Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu untuk Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini usai diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (12/5).

"Memang partai harus optimis. Tapi kalau saya sendiri mengikuti proses pemilu, 4 persen itu bukan sesuatu yang mudah bagi partai politik," kata Titi.

Titi menyarankan, untuk memudahkan para pemilih sejumlah partai harus memiliki karakterisktik yang bisa diidentifikasi dengan mudah.

Terlebih, pileg dan pilres akan dilakukan serentak. Ia meyakini jika sudah dilakukan pendaftaran calon dan figur presiden muncul, maka eksistensi parpol dan eksistensi presiden sudah mulai dibangun.

"Karena kompetisi presidennya itu kan lebih konkrit ya, karena aktornya lebih sedikit dan menyangkut sesuatu yang lebih ideologis," jelasnya.

Titi lantas menyatakan tantangan besar parpol di 2019 utamanya di daerah-daerah dimana calon presiden yang diusung tidak populer adalah meyakinkan pemilih bahwa siapapun presiden yang dia pilih maka dia akan memilih parpol tersebut.

"Jadi ketika identifikasi itu sedemikian lekat maka eksistensi parpol yang membedakan itu menjadi penting selain memang bermain di rasionalitas pemilih," tukasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA